MAKALAH DIET PADA PENYAKIT GANGGUAN METABOLIC
(Diabetes Millitus)
Di Susun Oleh :
Agung Purnama Putra
Barkah Riyadoh Lail
Dewi Irmayanti
Kristinawati
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
Program DIII Keperawatan
2014/2015
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkah dan rahmat-nya penulis telah berhasil menyusun makalah tentang diet pada
penyakit diabetes millitus. Makalah ini
di buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai dengan
kurikulum terbaru program DIII keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis
kompetensi. Maka makalah ini sudah mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann
kurikulum terbaru sehingga lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah
ini.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa
sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil
intisari dari materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh
mahasiswa DIII keperawatan karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah
sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran yang di sempurnakan.
Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya
membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam
bidang ilmu gizi dan diet.
Daftar Isi
Kata
pengantar .......................................................................................................... i
Daftar
isi....................................................................................................................
ii
Bab
I Pendahuluan.....................................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................
1
1.2 Rumusan
masalah.....................................................................................
1
1.3 Tujuan
masalah.........................................................................................
1
Bab
II Pembahasan....................................................................................................
2
2.1 Pengertian Diabetes Mellitus...................................................................
2
2.2 Prinsip diet pada penderita diabetes
melitus............................................
2
2.3 Tujuan dan syarat diet..............................................................................
3
2.4 Pengaturan diet pada diabetesi
secara umum..........................................
4
2.5 Pengaturan diet pada DM TIPE I ........................................................... 9
2.6 Pengaturan diet pada DM TIPE II..........................................................
9
Bab
III Penutup.........................................................................................................
10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................
10
3.2 Saran.........................................................................................................
10
Daftar
pustaka............................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Diabetes
mellitus terjadi kalau jumlah insulin yang di hasilkan pangkreas tidak ukupuntuk
proses metabolisme yang normal. Sel-sel beta
pada pulau-pulau Langerhans pangkreas menghasilkan hormon insulin dan
glukagon yang terlibat dalam pengaturan kadar gula darah. Pada masa lalu, hal
yang paling ditekankan adalah gangguanmetabolisme hidratarang yang terjadi
dalam tubuh penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kadar glukosa dalam
urinedan darah mudah di ukur.
Insulin disekresikan sebagai reaksi terhadap peningkatan
kadar glukosa dalam darah. Kemudian, dengan menurunnya kadar glukosa darah,
terjadi pula penurunan jumlah insulin yang diproduksi dan insulin yang
disekresikan dalam aliran darah akan dimetabolisir. Hormon insulin mempunyai
tiga lokasi kerja yang utama, yaitu otot, hepar dan jaringan adiposa.
1.2
Rumusan masalah
1. Jenis penyakit diabetes millitus
2.
Kebutuhan zat gizi pada penderita penyakit Diabetes millitus
3.
Jenis diet pada penyakit diabetes millitus
1.3
Tujuan masalah
1. Mengetahui apa saja
jenis penyakit diabetes millitus
2. Mengerti kebutuhan
zat gizi pada penderita dibetes millitus
3. Jenis diet apa saja
pada penyakit dibetes millitus
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian diabetes mellitus
Diabetes
Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price
& Wilson, 2005)
Diabetes
Mellitus merupakan sekelompok kelainan kategori yang ditandai oleh kenaikan
keadaan glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, S.C & Bare, B.G,
2002)
Diabetes
Mellitus adalah suatu kelainan metabolisme kronik yang terjadi karena berbagai
penyebab, ditandai dengan konsentrasi glukosa darah melebihi normal, disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang diakibatkan
oleh kelainan sekresi hormon insulin, kelainan kerja insulin atau kedua-duanya
(Depkes RI, 2005)
Diabetes
Mellitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan
akibat dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin yang absolut atau
relatif gangguan fungsi insulin (WHO, 2005)
Seseorang
dikatakan diabetes sesuai kriteria berdasarkan Standards of Medical Care in
Diabetes 2010 sbb: - A1c > 6,5 %, - Gula Darah Puasa FPG > 126 mg/dL (7
mmol/L), puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8
jam, - 2 jam glukosa plasma > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT dengan
asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan, - Pasien
dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa
darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
Pilar utama pengelolaan
Diabetes Mellitus meliputi:
a.
Edukasi atau Penyuluhan,
b.
Terapi Gizi Medis atau Pengaturan
makan/diet,
c.
Latihan Jasmani, dan
d.
Intervensi Farmakologi atau obat yang
bersifat hipoglikemik
B.
Prinsip diet pada penderita diabetes mellitus
Prinsip
diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat
sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi
diabetisi sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar
gula menaikkan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan juga
menaikkan gula darah.
Pengaturan
makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan pengelolaan Diabetes
Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang sangat besar yaitu kepatuhan
seseorang untuk menjalaninya. Prinsip pengaturan makan pada penderita diabetes
hampir sama dengan anjuran makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu
makanan yang beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi
seimbang maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan
yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau terkenal
dengan istilah 3 J. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan
zat gizi tersebar sepanjang hari.
C.
Tujuan dan syarat diet
Tujuan
utama yang diharapkan dari pengaturan diet ini adalah untuk membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik.
Sedangkan tujuan khusus
yang diharapkan dari pengaturan diet pada penderita diabetes mellitus ini
adalah:
a.
Mempertahankan kadar Glukosa darah
mendekati normal dengan keseimbangan asupan makanan dengan insulin
(endogen atau eksogen) atau obat hipoglikemik oral dan tingkat aktifitas.
b.
Mencapai kadar serum lipid yang optimal.
c.
Memberikan energi yang cukup untuk
mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai orang dewasa, mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak dan remaja, untuk
meningkatkan kebutuhan metabolik selama kehamilan dan laktasi penyembuhan dari
penyakit katabolik. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang
dianggap dapat dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek maupun jangka
panjang oleh orang dengan diabetes itu sendiri maupun oleh petugas kesehatan.
d.
Menghindari dan menangani komplikasi
akut orang dengan diabetes yang menggunakan insulin seperti hipoglikemia,
penyakit-penyakit jangka pendek, masalah yang berhubungan dengan kelainan
jasmani dan komplikasi kronik diabetes seperti : penyakit ginjal, neuropati
automik, hipertensi dan penyakit jantung.
e.
Meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang optimal.
Untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut, maka diet yang diberikan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
·
Jumlah energi diberikan sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktivitas fisik,
proses pertumbuhan, dan kelainan metabolik.
·
Jumlah karbohidrat disesuaikan dengan
kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, yaitu berkisar 60 – 70% dari total
konsumsi. Makanan/minuman yang mengandung gula dibatasi, dan digunakan jenis
karbohidrat kompleks/makanan yang berserat.
·
Protein berkisar 12 – 20%, dan digunakan
protein yang bernilai biologi tinggi (nilai cernanya tinggi).
·
Lemak berkisar antara 20 – 25%, dan
lemak jenuh serta kolestrol tidak dikonsumsi.
·
Vitamin dan mineral diberikan sesuai
dengan kebutuhannya.
Makanan-makanan yang
dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
1.
Sumber Karbohidrat kompleks
Seperti
beras/nasi, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkue, makaroni, mie,
bihun, roti, dan biskuit.
2.
Protein Hewani
Ayam
tanpa kulit, daging tanpa lemak, ikan, dan telur maksimal 2x/minggu.
3.
Sayuran
Semua
sayuran dianjurkan terutama yang berserat tinggi atau berwarna hijau seperti
bayam, kangkung, daun singkong, dll.
4.
Buah
Semua
buah dianjurkan terutama yang berserat tinggi menurut jumlah yang sudah
ditentukan.
Makanan-makanan yang
tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus adalah:
a.
Makanan dan minuman yang mengandung gula
murni seperti gula pasir/gula merah, susu kental manis, dodol, cake, selai,
sirup, kue tart, jelly, dll.
b.
Makanan yang digoreng dan menggunakan
santan kental (mengandung lemak jenuh).
c.
Makanan yang mengandung banyak garam
seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan seperti saus, kecap,
abon, sarden kaleng, buah kalengan, dll.
D.
Pengaturan diet pada diabetesi secara umum
Pengaturan
porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.
Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10 kg) sudah terbukti dapat
meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman tidak dicapai.
Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan
asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata
sehari.
Komposisi makanan yang
dianjurkan meliputi:
1) Karbohidrat
Rekomendasi
ADA tahun 1994 lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat daripada
jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal. Buah dan susu sudah terbukti
mempunyai respon glikemik yang lebih rendah dari pada sebagian besar
tepung-tepungan. Walaupun berbagai tepung-tepungan mempunyai respon glikemik
yang berbeda, prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi daripada sumber karbohidrat.
Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk diabetesi di Indonesia:
a.
45-65% total asupan energi.
b.
Pembatasan karbohidrat tidak dianjurkan
< 130 g/hari.
c.
Makanan harus mengandung lebih banyak
karbohidrat terutama berserat tinggi.
d.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% sehari
( 3-4 sdm).
e.
Makan 3 kali sehari untuk
mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Penggunaan pemanis
alternatif pada diabetesi, aman digunakan asal tidak melebihi batas aman
(Accepted Dialy Intake).
a. Fruktosa
< 50 gr/hr, jika berlebih menyebabkan diare
b. Sorbitol
< 30 gr, jika berlebih menyebabkan kembung, diare
c. Manitol
< 20 gr/hr
d. Aspartam 0
mg/ kg BB?hr
e. Sakarin
1 gr/hr
f. Acesulfame
K 15 mg/kg BB/hr
g. Siklamat
11 mg/kg BB/hr
Bukti
ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan
makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada individu dengan diabetes
tipe 1 dan 2. Sukrosa dari makanan harus diperhitungkan sebagai pengganti
karbohidrat makanan lain dan tidak hanya dengan menambahkannya pada perencanaan
makan. Dalam melakukan subtitusi ini kandungan zat gizi dari makanan-makanan
manis yang pekat dan kandugan zat gizi lain dari makanan yang mengandung
sukrosa harus dipertimbangkan, seperti lemak yang sering ada bersama
sukrosa dalam makanan.
Fruktosa menaikkan
glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis
tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai
bahan pemanis pada diet diabetes. Namun pengaruhnya dalam jumlah besar (20%
energi) potensial merugikan pada kolesterol dan LDL. Penderita disiplemia
hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar, namun tidak ada
alasan untuk menghindari makanan seperti buah-buahan dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami maupun konsumsi sejumlah sedang makanan yang
mengandung pemanis fruktosa.
Sorbitol,
manitol, dan xylitol adalah gula alkohol biasa mengandung 7 kalori/gram
menghasilkan respon glikemik lebih rendah daripada sukrosa dan karbohidrat
lain. Penggunaan pemanis tersebut secara berlebihan dapat mempunyai pengaruh
laksatif. Sakarin, aspartame adalah pemanis tak bergizi yang dapat
diterima sebagai pemanis pada semua penderita DM.
2) Serat
Rekomendasi
asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak
diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai
sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000
kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut air.
3) Protein
Menurut
konsensus pengelolaan diabetes di Indonesia tahun 2006 kebutuhan protein untuk
diabetisi 15%-20% energi. Perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg berat
badan perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada
orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologic tinggi.
Sumber
protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan dan tahu-tempe.
4) Total
lemak
Anjuran
asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energi. lemak jenuh < 7% kebutuhan
energi dan lemak tidak jenuh ganda <10 300="" asupan=""
dari="" dibatasi="" energi=""
hendaknya="" jenuh="" kebutuhan="" kolesterol=""
lebih="" lemak="" makanan="" mg=""
perhari.="" sedangkan="" selebihnya=""
span="" tidak="" tunggal.="">
Apabila
peningkatan LDL merupakan masalah utama, dapat diikuti anjuran diet disiplin
diet dislipidemia. Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan
kolesterol adalah untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
5) Garam
Anjuran
asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih
dari 3000 mgr atau sama dengan 6-7 g (1 sdt) garam dapur, sedangkan bagi yang
menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari
atau sama dengan 6 gr/hari garam dapur. Sumber natrium antara lain adalah garam
dapur, vetsin dan soda.
6) Alkohol
Anjuran
penggunaan alkohol untuk orang dengan diabetes sama dengan masyarakat umum.
Dalam keadaan normal, kadar glukosa darah tidak terpengaruh oleh penggunaan
alkohol dalam jumlah sedang apabila diabetes terkendali dengan baik. Alkohol
dapat meningkatkan resiko hipoglikemia pada mereka yang menggunakan insulin
atau sulfonylurea. Karena itu sebaiknya hanya diminum pada saat makan. Bagi
orang dengan diabetes yang mempunyai masalah kesehatan lain seperti
pancreatitis, dislipidemia, atau neuropati mungkin perlu anjuran untuk
mengurangi atau menghindari alkohol. Asupan kalori dari alkohol diperhitungkan
sebagai bagian dari asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1 minuman
alcohol sama dengan 2 penukar lemak).
7) Kebutuhan kalori
Kebutuhan
kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Komposisi
energy adalah 45-65% dari karbohidrat, 10-20% dari protein dan 20-25% dari
lemak. Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang
dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan kalori
basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan dikurangi bergantung
pada beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas, kehamilan/laktasi,
adanya komplikasi dan berat badan.
Perhitungan berat badan
ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi:
· BBI
= 90% x (TB dalam cm-100) x 1 kg
· Bagi
pria dengan TB di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm , rumus modifikasi
menjadi: BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg
· BB
Normal : bila BB ideal ± 10%
· Kurus :
< BBI - 10%
· Gemuk :
> BBI + 10%
Faktor-faktor penentu
kebutuhan energi yaitu:
a. Jenis
kelamin
Kebutuhan kalori wanita
sebesar 25 kkal/kg BB ideal dan pria 30 kkal/kg BB ideal
b. Umur
Pasien usia > 40
tahun , kebutuhan kalori :
· 40-59
tahun dikurangi 5% dari energi basal
· 60-69
tahun dikurangi 10 % dari energi basal
· >
70 tahun dikurangi 20% dari energi basal
Pada bayi dan anak-anak
kebutuhan kalori adalah jauh lebih tinggi daripada orang dewasa, dalam tahun
pertama bisa mencapai 112 kal/kg BB.
Umur 1 tahun
membutuhkan lebih kurang 1000 kalori dan selanjutnya pada anak-anak lebih
daripada 1 tahun mendapat tambahan 100 kalori untuk tiap tahunnya.
c. Aktifitas
fisik atau pekerjaan
Kebutuhan kalori
ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik
Penambahan kalori dari
aktifitas fisik:
1)
Keadaan istirahat : ditambah 10%
dari kebutuhan basal
2)
Keadaan aktifitas
ringan: ditambahkan 20% dari kebutuhan basal
3)
Keadaan aktifitas sedang: ditambahkan
30% dari kebutuhan basal
4)
Keadaan aktifitas berat dan sangat
berat: ditambahkan 40 & 50% dari kebutuhan basal
Jenis aktifitas dikelompokkan
sebagai berikut :
·
Keadaan istirahat : berbaring di tempat
tidur.
·
Ringan : pegawai kantor, pegawai toko,
guru, ahli hukum, ibu rumah tangga dan lain-lain
·
Sedang : pegawai di industri ringan,
mahasiswa, militer yang sedang tidak perang, .
·
Berat : petani, buruh, militer
dalam keadaan latihan, penari, atlit.
·
Sangat berat : tukang becak, tukang
gali, pandai besi.
d. Berat
badan
ü Bila
gemuk: dikurangi 20-30% tergantung dari tingkat kegemukan.
ü Bila
kurus: ditambah 20-30% tergantung dari tingkat kekurusan untuk menambah berat
badan.
ü Untuk
tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit
1000-1200 kalori perhari untuk wanita dan 1200-1600 kalori perhari untuk pria.
Pembagian
makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar makan pagi (20%),
siang (30%) dan sore (25%) serta 2-3 porsi makanan ringan (10 -15 % ). Untuk
meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan dilakukan secara
bertahap dan harus disesuaikan dengan kebiasaan makan.
E.
Pengaturan makanan pada DM TIPE I
Waktu
pemberian makanan untuk penderita yang medapat insulin jenis intermediate atau long
acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin bekerja. Bila
makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada makanan atau
makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar gula darah
kurang dari normal).Gejala-gejala hipoglikemia antara lain gemetar,
berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, bingung, detak jantung cepat
sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar
mulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila
makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, maka
akan terjadi hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal). Seringkali,
menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah
problem-problem tersebut.
F.
Pengaturan makanan pada DM tipe II
Pada penderita DM tipe
II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat penting. Bila hasil pengaturan
makanan tidak sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan obat-obat hipoglikemia
OAD (oral anti-diabetic) atau insulin.
Mayoritas
penderita DM tipe II mengalami obesitas, oleh karena itu tujuan utama dari
pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal. Untuk
itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet rendah
kalori, pada umumnya keadaaan hiperglikemia dapat diperbaiki. Pada beberapa
penderita, pengurangan jumlah total energi waktu puasa dapat menormalkan kadar
glukosa
Penderita
DM tipe II yang kurus tidak memerlukan pembatasan jumlah energi yang ketat.
Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe II harus mengurangi lemak dan
kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak tak jenuh dengan asam lemak
jenuh.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
DM tipe 1/ IDDM (Insulin Dependent
Diabetes)
Jika Insulin tidak bekerja aktif
glukosa tidak dapat masuk ke sel dengan akibat glikosa akan tetap berada di
dalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa darah meningkat .
DM tipe 2/ NIDDM/ (non insulin
dependent diabetes melitus)
Jumlah insulin normal malah
meningkat lebih banyak tapi jumlah reseptor Insulin yang di permukaan sel yang
berkurang.
Untuk
mengurangi resiko terjadinya kardiovaskuler, makanan untuk semua penderita
diabetes harus mempunyai kandungan lemak yang rendah. Kandungan lemak tidak
boleh lebih dari 30% dari total energi dengan perbandingan antara asam lemak
jenuh dan tak jenuh 1:1, dan kandungan kolesterol kurang dari 350 mg per hari.
Penderita
DM dianjurkan untuk mengkonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam
jumlah cukup akan menurunkan kecepatan absorpsi karbohidrat serta menurunkan
kadar lipid dalam serum, sehingga dapat menekan kenaikan kadar gula darah
setelah makan. Selain itu juga dapat menekan kenaikan kadar kolesterol yang
diekskresikan ke dalam usus dari empedu.
3.2
Saran
Bagi perawat haruslah penting
menjaga kebutuhan gizi pasien dan harus memperhatikan diet apa saja yang harus
di berikan kepada pasien. Jagalah kesehatan anda sejak dini sebelum tumbul
gejala penyakit yang kita takuti. Mulailah memilah-milah makanan yang baik
untuk kesehatan kita dan hindari stress yang dapat memperparah penyakit yang
diderita.
Bukan hanya perawat saja yang perlu
menjaga kesehatan, tetapi kita mnasyarakat luas juga perlu memperhatikan
kesehatan, dengan pola hidup sehat dan olah raga yang teratur serta
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pentingnya
Pengaturan Diet bagi Penderita DiabetesMellitus. http://4-healthyfood.blogspot.com/2008/03/pentingnya-pengaturan-diet-bagi.html.
Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Anonim. 2010. Pengaturan
Makan bagi Diabetisi.http://indodiabetes.com/pengaturan-makan-bagi-diabetisi.html.
Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Bimantaro, Yoga.
2011. Penatalaksanaan Gizi pada DiabetesMellitus.http://www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-diabetes-mellitus.html.
Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Mariyani, Lisa.
2008. Pengaturan Makan pada Penyandang Diabetes Mellitus – Bag. 1.http://kulinersehat.wordpress.com/2008/10/29/pengaturan-makan-pada-penyandang-diabetes-mellitus-bag-1/.
Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.
Wynn Plaza - Mapyro
BalasHapusFind parking costs, 여주 출장샵 opening hours 안동 출장안마 and a parking 상주 출장마사지 map of 경상남도 출장샵 Wynn Plaza, Check out the address of Wynn Las 군산 출장마사지 Vegas and other nearby casinos.